IPI Garut dan Relawan TIK Dorong Literasi Digital Masyarakat Desa Dunguswiru

Garut – Institut Pendidikan Indonesia – Dalam upaya menjembatani kesenjangan digital di wilayah pedesaan, Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut bersama Relawan TIK Indonesia melaksanakan program bertajuk Inovasi Literasi Digital Desa Dunguswiru. Program ini menjadi bagian dari pengabdian masyarakat berbasis Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menyasar warga Desa Dunguswiru, Kabupaten Garut, dengan fokus meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif.

Selama pelaksanaan program, kegiatan dilaksanakan dalam bentuk lokakarya, pelatihan literasi digital, dan pendampingan intensif kepada masyarakat. Peserta terdiri dari warga desa, mahasiswa KKN, serta anggota Relawan TIK yang berkolaborasi aktif. Seluruh kegiatan berlangsung di Desa Dunguswiru sepanjang tahun 2023, dengan antusiasme tinggi dari masyarakat setempat.

Sasaran utama program ini adalah warga yang belum memiliki keterampilan digital memadai, terutama karena keterbatasan akses terhadap infrastruktur dan sumber daya teknologi. Kondisi ini berdampak pada keterbatasan masyarakat dalam mengakses pendidikan, peluang kerja, hingga partisipasi dalam ruang sosial digital. Program ini hadir untuk menjawab tantangan tersebut melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif.

Manfaat program langsung dirasakan oleh peserta, seperti meningkatnya keterampilan penggunaan perangkat digital, kemudahan akses terhadap informasi dan layanan daring, serta penguatan kerja sama antar lembaga dalam bentuk nyata. Mahasiswa juga mendapatkan pengalaman langsung dalam pengabdian berbasis praktik di lapangan. Selain itu, tim pelaksana juga menyusun kurikulum literasi digital sebagai bahan ajar yang dapat digunakan kembali di desa lain.

Dalam jangka menengah, program ini menunjukkan perubahan positif berupa peningkatan akses dan pemahaman teknologi di kalangan masyarakat, serta munculnya sikap yang lebih adaptif terhadap penggunaan teknologi. Ke depannya, program ini berpotensi untuk direplikasi sebagai model sinergi kampus, relawan, dan komunitas lokal di wilayah pedesaan lainnya.

Evaluasi program dilakukan melalui observasi, survei, wawancara, dan refleksi pasca kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan digital warga dan keterlibatan aktif mereka selama pelatihan. Temuan ini menjadi dasar untuk penyempurnaan metode dan materi agar program serupa dapat berjalan lebih optimal di masa mendatang.

Program ini membuktikan bahwa dengan pelatihan dan pendampingan yang tepat, masyarakat desa pun dapat menjadi bagian dari ekosistem digital yang aktif, cerdas, dan produktif.