Garut, 11 Agustus 2025 – Institut Pendidikan Indonesia Garut (IPI Garut) bersama Ton Duc Thang University, Vietnam menggelar sebuah International Sharing Session yang mengupas tuntas tentang review kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Ade Suherman, Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, beserta dosen-dosen dari program studi tersebut. Dari pihak Ton Duc Thang University, hadir Chau Bao Ahn, Lam Thanh Danh, dan Pham Thic Hong An.
Diskusi ini menghasilkan kesimpulan bahwa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di IPI Garut memiliki keunikan yang sangat menarik, di mana dalam kurikulumnya sudah terintegrasi berbagai aspek hukum yang dituangkan dalam 15 mata kuliah. Walaupun fokus utama prodi ini adalah pembelajaran Pancasila, mahasiswa juga dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman hukum untuk memberikan wawasan yang lebih komprehensif.
Dalam sesi tersebut, Mr. Chau Bao Ahn memberikan apresiasi terhadap pencapaian prodi PPKn IPI Garut, dengan memberikan masukan yang sangat positif tentang best practice dalam pelaksanaan mata kuliah. Menurut beliau, agar mahasiswa dapat memperoleh pengalaman pembelajaran yang maksimal, penting untuk melibatkan kegiatan-kegiatan praktis seperti kunjungan lapangan. Salah satunya adalah untuk mata kuliah customary law atau Hukum Adat, di mana mahasiswa dapat langsung melihat dan merasakan bagaimana hukum adat diterapkan di lapangan, serta bagaimana hukum adat tersebut berinteraksi dengan hukum negara.
Tak hanya itu, Mr. Ahn juga menyarankan agar metode penugasan diperluas dengan menggunakan berbagai format kreatif, seperti video klip, vlog, atau laporan tertulis. Hal ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dan reflektif dalam menyelesaikan tugas, serta memahami penerapan materi yang telah dipelajari dalam konteks dunia nyata.
Sesi berbagi pengetahuan ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara IPI Garut dan Ton Duc Thang University memberikan dampak positif dalam memperkaya wawasan akademik, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam bagi mahasiswa kedua universitas. Diharapkan, kegiatan ini akan terus berlanjut dan memperkuat hubungan internasional dalam pengembangan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang lebih inovatif dan aplikatif.
